Jumat, 14 Juni 2013

Lewat Sahabat

Masih terngiang-ngiang olehku bagaimana ia berkata, bagaimana cara ia melindungiku dari lingkungan yang saat itu mencengkramku. Aku banyak belajar darinya, sahabatku, Vitayala. Sebuah pertemanan yang begitu hangat dengannya. Tak pernah aku buat-buat, meskipun sesekali sering buat onar dengannya. Mengajak main dari siang hingga larut malam. Berfoto narsis, jajan, nabung, sampai menyelesaikan tugas pun, nyatanya kompak.


Nah.. ada beberapa fotoku bersama Taya:

Waktu ke Jonas semester 2


Jonas semester 3

Sewaktu di Pangandaran

Persahabatan tak bisa dibeli dengan apapun. Meskipun engkau sampai memohonnya dengan sangat. Persahabatan lahir dari sebuah persamaan frame of reference thinking. Bukan sebuah keterpaksaan atau embel-embel yang murahan. Aku mengenalnya sosok yang kuat dan tegar. Masih terukir di benakku ketika ia berkata : “Cy, nanti kamu harus kuat dan tenang ya dengan sikap teman-teman... kamu harus tetap maju apapun yang terjadi”
Dahsyat! Ada sebuah kekuatan yang memaksaku untuk bertahan. Ada sebuah spirit yang begitu besar yang ia alirkan. Aku belajar darinya bagaimana caranya bertahan dan tak menghiraukan sesuatu yang dianggap kurang penting. Ingat teman, sahabat itu tidak akan diam. Ia akan selalu menegur ketika sahabatnya khilaf dan salah.
 Kau tahu, kebahagiaan dalam persahabatan dapat kau ciptakan. Saat mereka dapat berbagi padamu, suka maupun duka. Begitupun denganmu. Dalam keadaan apapun, mereka akan selalu menerima kelebihan dan kekuranganmu.













Sabtu, 08 Juni 2013

Zona Kebahagiaan dan Kesenangan


Aku punya cerita yang mungkin tidak seberapa. Tetapi hal tersebut memiliki ibroh yang begitu besar. Untuk pertama kalinya meneteskan air mata di pondok tercinta (agak lebay). Sempat ingin hengkang dari keberadaan tersebut dan mencari tempat yang lebih nyaman. Tak pelak aku bertanya, “Salah enggak kalo aku marah/kecewa?” Sambil memeluk guling yang sudah tak kupedulikan air mata membasahinya. Beliau menjawab, “Wajar-wajar saja sih manusiawi, tapi Jangan terbawa emosi. Disaat kita marah setan bisa menyelinap ke dalam hati, lalu aliran darah menaik. Terapkan dalam diri sikap sabar dan ikhlas”.
Dari petuah beliau, aku belajar evaluasi diri dan memaknai kebahagiaan. Ada beberapa kalimat yang saya kutip dari buku “Mudahnya bahagia”, dikatakan bahwa kebahagiaan itu bukan makanan dan minuman instan, bukan suplemen yang bisa dirasakan langsung khasiatnya. Kebahagiaan itu merupakan proses menjaga hati agar bisa menerima semua kondisi dengan sewajarnya. Sedangkan kesenangan merupakan pekerjaan luar dan bersifat sementara.
Menurut Andrew Matthes, yang menentukan kebahagiaan itu kita bukanlah apa yang terjadi pada diri kita, melainkan reaksi kita terhadap hal-hal yang terjadi pada kehidupan kita. Caranya dengan fokus terhadap pikiran-pikiran bahagia, karena kita sebagai pengendali pikiran kita sendiri. Sudah jelas dalam Ayat-ayat Al-quran, Surat Ar-Ra’d : 28-29 : “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram. Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik
Dalam Surat Al-Isra : 83 : “Dan apabila kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa”
Sudah jelaskah sahabat-sahabat dengan apa yang dipaparkan di atas? Ketika lingkungan tidak memihak, maka janganlah kecewa. Yaa, pertanyaannya sekarang, Sahabat-sahabat, masih berada di zona mana kah saat ini? Kesenangan ataukah kebahagiaan? J


Halaman

Halaman

 
Copyright Jejak-jejak Terekam 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .