Masih terngiang-ngiang
olehku bagaimana ia berkata, bagaimana cara ia melindungiku dari lingkungan
yang saat itu mencengkramku. Aku banyak belajar darinya, sahabatku, Vitayala. Sebuah
pertemanan yang begitu hangat dengannya. Tak pernah aku buat-buat, meskipun
sesekali sering buat onar dengannya. Mengajak main dari siang hingga larut
malam. Berfoto narsis, jajan, nabung, sampai menyelesaikan tugas pun, nyatanya
kompak.
Nah.. ada beberapa
fotoku bersama Taya:
Waktu ke Jonas semester 2 |
Jonas semester 3 |
Sewaktu di Pangandaran |
Persahabatan tak bisa
dibeli dengan apapun. Meskipun engkau sampai memohonnya dengan sangat. Persahabatan
lahir dari sebuah persamaan frame of
reference thinking. Bukan sebuah keterpaksaan atau embel-embel yang
murahan. Aku mengenalnya sosok yang kuat dan tegar. Masih terukir di benakku
ketika ia berkata : “Cy, nanti kamu harus kuat dan tenang ya dengan sikap
teman-teman... kamu harus tetap maju apapun yang terjadi”
Dahsyat! Ada sebuah
kekuatan yang memaksaku untuk bertahan. Ada sebuah spirit yang begitu besar
yang ia alirkan. Aku belajar darinya bagaimana caranya bertahan dan tak
menghiraukan sesuatu yang dianggap kurang penting. Ingat teman, sahabat itu tidak akan diam. Ia akan selalu
menegur ketika sahabatnya khilaf dan salah.
Kau tahu, kebahagiaan dalam
persahabatan dapat kau ciptakan. Saat mereka dapat berbagi padamu, suka maupun
duka. Begitupun denganmu. Dalam keadaan apapun, mereka akan selalu menerima kelebihan
dan kekuranganmu.