Kita
sudah sering mendengar istilah pemimpin dan kepemimpinan. Sejauh ini yang kita
tahu bahwa pemimpin itu seorang yang membawahi banyak orang. Pemimpin itu orang
yang memegang amanah. Pemimpin itu pribadi yang mempunyai kecakapan, dan
sebagainya.
Mari
kita tengok pengertian pemimpin menurut beberapa ahli. Menurut Kartini
Kartono (1994: 33) Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan
dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang, sehingga dia
mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Sedangkan
menurut Miftah Thoha dalam bukunya Perilaku Organisasi (1983: 255),
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk
alasannya.
Dalam surat Al-Ahzab ayat 21 :
لَّقَدْكَانَلَكُمْفِىرَسُولِاللَّـهِأُسْوَةٌحَسَنَةٌلِّمَنكَانَيَرْجُوا۟اللَّـهَوَالْيَوْمَالْءَاخِرَوَذَكَرَ اللَّـهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak
menyebut Allah.” (Al-Ahzab :21)
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga
mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya,
pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara
hubungan kerjasama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerjasama dari
orang-orang di luar kelompok atau organisasi[1].
Praktik kepemimpinan berkaitan dengan mempengaruhi tingkah laku dan
perasaan orang lain baik secara individual maupun kelompok dalam arahan
tertentu, sehingga melalui kepemimpinan meurujuk pada proses untuk membantu
mengarahkan dan memobilisasi orang atau ide-idenya.
Kepemimpinan adalah fenomena yang kompleks karena merupakan gejala kemanusiaan
yang universal (Bass, 1981:56). Juga kepemimpinan merupakan salah satu masalah
yang banyak diamati gejalanya di dunia ini (Burns, 1978:47). Belakangan ini
masalah kepemimpinan semakin menarik perhatian banyak kalangan, dalam kajian
manajemen kontemporer, sebab kepemimpinan memiliki dimensi yang luas. Kepemimpinan
tidak hanya berani memimpin terhadap manusia, tetapi juga memimpin terhadap
perubahan. Seorang pemimpin tidak hanya mempengaruhi bawahan tetapi juga
sebagai inspirasi dan motivasi bawahannya.
Para
ahli mengemukakan tentang definisi kepemimpinan menurut sudut pandang
masing-masing, perbedaan sudut pandang inilah yang kemudian berimplikasi pada
penekanan makna terhadap kepemimpinan.
Kepemimpinan
menurut Hersey et al (1996: 147), mengemukakan definisi tentang kepemimpinan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan
mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang, untuk mencapai tujuan tertentu
pada situasi tertentu.
Implikasi dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi
orang lain dalam pencapaian tujuan.
Dalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang
berarti wakil. Pemakaian kata khalifah setelah Rasulullah Saw. wafat menyentuh
juga maksud yang terkandung di dalam perkataan amir atau penguasa. Jika
merujuk kepada firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah : 30 yang berbunyi :
øÎوَإِذْقَالَرَبُّكَلِلْمَلٰٓئِكَةِإِنِّىجَاعِلٌفِىالْأَرْضِ خَلِيفَةً
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.(Al-Baqarah
: 30)
Maka kedudukan nonformal khalifah juga tidak dipisahkan lagi.
Perkataan khalifah dalam ayat tersebut tidak hanya ditujukan kepada para
khalifah sesudah nabi, tetapi adalah penciptaan Nabi Adam a.s yang disebut
sebagai manusia dengan tugas untuk memakmurkan bumi yang meliputi tugas menyeru
orang lain berbuat amar ma’ruf dan mencegah dari perbuatan munkar.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 59 :
يٰٓأَيُّهَاالَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟اللَّـهَ وَأَطِيعُوا۟الرَّسُولَ وَأُو۟لِىالْأَمْرمِنكُمْ
Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil
amri di antara kamu. (An-Nisa : 59)
Sedangkan
dalam surat An-Nisa ayat 83 :
وَإِذَاجَآءَهُمْأَمْرٌمِّنَالْأَمْنِأَوِالْخَوْفِأَذَاعُوا۟بِهِۦۖوَلَوْرَدُّوهُإِلَىالرَّسُولِوَإِلَىٰٓأُو۟لِىالْأَمْرِمِنْهُمْلَعَلِمَهُالَّذِينَيَسْتَنۢبِطُونَهُۥمِنْهُمْۗوَلَوْلَافَضْلُاللَّـهِعَلَيْكُمْوَرَحْمَتُهُۥلَاتَّبَعْتُمُالشَّيْطٰنَإِلَّاقَلِيلًا
Dan apabila
datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka
lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil
Amri[322] di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil Amri)[323].
kalau tidaklah Karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu
mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).
Nah, jadi dapat disimpulkan bahwa pemimpin merupakan pribadi yang
mampu mempengaruhi kelompoknya agar melakukan aktivitas dalam pencapaian
tujuan. Sedangkan kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi, menggerakkan, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Marbun.,
Mahfud, Moh. Pokok-pokok Kepemimpinan. Liberty.
Yogyakarta. 2006.
Rivai.,
Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Rajawali Pers. Jakarta.
2008.
Umam.,
Khaerul. Perilaku Organisasi. Pustaka Setia. Bandung. 2010.
1 komentar:
Hehe,,
aku malah main copas aja... :D
Makasih masukannya, tak edit lagi :)
Posting Komentar