16 Agustus 2014
Dear anakku.. Syukur bunda kepada
Allah Swt karena kamu sudah tiga bulan dalam kandungan bunda. Tinggal beberapa
minggu lagi kamu sudah empat bulan. Tahu tidak, nak, pada hari ke 120, Allah
swt. meniupkan ruh-Nya kepada setiap janin. Semoga sehat selalu ya, nak.
Hari ini bunda mau cerita sama kamu
kalau bunda seneng banget. Bunda diselimuti kebahagiaan yang lebih dikarenankan
masih diberi kesempatan untuk bertatap muka, membalas kerinduan, siapa lagi
kalau bukan sama ayahmu, nak. Setelah lima hari tak bertemu, dan bagi bunda itu
bukanlah waktu yang singkat.
Bunda hitung dan selalu bunda lihat
tanggal yang menghiasi kalender di hp. Lama sekali melewatkannya. Mungkin
karena belum ada kesibukan yang menyita, secara tidak langsung membuat bunda
seringkali termenung seorang diri. Berkhayal kalau ayahmu tiba-tiba ada di
depan bunda. Terkadang juga bunda berkhayal kalau doraemon itu bener-bener
minjemin pintu ajaibnya ke ayah. Nak, itu hanya becandaan untuk menyenangkan
hati bunda saja. Hehe
Minggu ke minggu bunda lalui. Tak
terasa sudah lima minggu terlewatkan. Kalau sudah hari jumat jadi seneng bukan
main. Padahal bunda tahu kalau ada kamu bersama bunda. Terkadang bunda juga
galau kalau sudah menghadapi hari minggu, karena ayah terpaksa harus ke Bogor
lagi. Bagi bunda waktu dua hari itu tidak cukup untuk melepas kerinduan kami.
Padahal bunda tahu kalau bunda sedih, kamu pun ikut merasakannya. Sabar ya
sayang
Bunda selalu berdoa seperti ini, “Ya Allah, Engkau Maha Tahu apa yang aku
rasakan. Engkau pun Maha Tahu apa yang aku terangkan dan apa yang aku
sembunyikan. Maka Engkau pun Maha Tahu keadaan hatiku saat ini yang sedang
menderita rindu karenanya. Ya Allah, ketika rindu ini tak dapat kubendung lagi,
air mata pun tak kiranya membasahi kesakitanku ini. Ya Allah, hanya pada-Mu lah
hamba memohon dan meminta, dan hanya pada-Mu lah kupasrahkan segala urusanku.
Sampaikanlah salam rinduku untuknya. Limpahkanlah kesehatan untuknya dan
lindungilah dimana pun ia berada. Semoga Engkau senantiasa membersamainya dalam
keadaan apapun.” Aamiinn
Suatu ketika ayahmu pulang sebelum
jadwalnya. Bunda berfikir mungkin ini jawaban untuk doa bunda. Tapi sayangnya
ayahmu harus terburu-buru pulang ke Bogor lagi. Apa yang bisa bunda lakukan?
Bunda tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menundukkan kepala, terisak
kembali, dan curhat lagi sama Allah. Kali ini bunda meminta supaya Allah
memberi kekuatan untuk bunda agar bunda bisa menghadapinya. Menghadapi kesepian
bunda dan menghadapi kejamnya dunia.
Pada hari ini bunda banyak belajar
dari kehidupan, tentunya karena ayahmu juga yang menyadarkan bunda. Ya, ketika
bunda dan kamu ditinggal sementara oleh ayah untuk pendidikan, itupun hanya 3
bulan, dan itu juga ada kesempatan pulang saat weekend. Seharusnya bunda
bersyukur, karena di luaran sana banyak para istri dan anak yang ditinggal
suaminya merantau untuk entah kapan bertemunya.
Bunda jadi inget kata-kata ayahmu
malam itu. Kata–kata yang bisa menguatkan dan meyakinkan hati, serta menegarkan
bunda untuk tetap tersenyum, “Yang
sabar.. Badai pasti berlalu. Tidak selamanya kaka pendidikan. Coba diinget lagi
pas ngekos dulu. Bagaimana survivenya. Jangan lebih kayak gini (sambil mengusap
air mata bunda). Dijaga emosionalnya, kasian sama dede atuh. Ibu hamil kan
bawaannya harus tenang. Dengan ayank sehat dan baik-baik aja, kaka udah seneng.
Makan yang teratur, jangan mogok makan. Yang terpenting kita saling percaya dan
saling menjaga hati.”
Seperti itu, nak. Suatu hari kamu pun akan mengerti
mengapa bunda tulis surat ini untuk kamu. Oya waktu itu juga ayah sama bunda berkesempatan
untuk jalan-jalan ke kebun binatang Bandung. Sengaja ayah sama bunda ke sana
supaya kamu tahu berbagai binatang ciptaan-Nya dan kamu belajar untuk
menyayanginya, meskipun kamu masih berada dalam kandungan bunda. Bunda tahu
kamu dapat merasakannya dan mempelajarinya. Salam penantian dari kami untukmu,
nak.
Ayah lagi di bonbin. Kalau gak salah lagi ngasih makan Waw waw sumatra hhe |
Kalau bunda lagi ngasih makan rusa ^_^ |
0 komentar:
Posting Komentar